Implementasian Seni Rupa Mencetak Dalam Pembelajaran di SD
Pembelajaran SD Kelas 1
Standar Kompetensi: Siswa mengenal, menanggapi
dan berkreasi berbagai gagasan imajinatif dengan unsur-unsur rupa melalui
kepekaan inderawi ke dalam karya seni rupa.
Kompetensi Dasar: Mengekspresikan diri dan
berkreasi dengan berbagai gagasan imajinatif menggunakan berbagai bahan.
Berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar di atas siswa diharapkan dapat membuat karya
gambar cetak ekspresi dengan berbagai cetakan dari bahan alam yaitu cetak penampang,
daun-daunan, dan umbi-umbian. Untuk mencapai kompetensi tersebut,
kegiatan pembelajaran diawali dengan mempersiapkan bahan dan alat yang
diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun daunan, umbi-umbian,
pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses
pengerjaannya:
a.
Pilihlah
penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan.
Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang,
pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan
sebagai acuan cetak.
b.
Potonglah
penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan
bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan
sangat menentukan hasil cetakannya.
c.
Siapkan
pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya.
Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk
pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan
cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu
menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup
disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca,
formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan
digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka
terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon,
atau pada kapas.
d.
Mencetakkan
acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1)
Penampang
acuan cetak yang masih basah tekankan pada
pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2)
Selanjutnya
tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah
diletakkan di atas koran.
3)
Kemudian
angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk
membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan
sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang
lain.
4)
Acuan
cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus
dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang
sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak
sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5)
Perlu
diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan,
tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan
sebagai berikut:
a)
Pilihlah
bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
b)
Siapkan
pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan
pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
c)
Tempelkan
permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
d)
Selanjutnya
permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah
disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar
aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Bila mencetakkannya
sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas.
Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian
yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang,
talas, wortel, ketela pohon. Proses kerjanya sebagai berikut:
a)
Potonglah
umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
b)
Buatlah
gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
c)
Selanjutnya
hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan
gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.
d)
Siapkan
pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses
pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun
berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-umbian yang masih mengandung
cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang
masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian
yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata
cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.
Perlu diperhatikan agar pada proses
cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak
empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.